Selasa, 10 Februari 2009

legoWo!


Sudah lama tidak posting di blog ini , rindu juga. Bukan apa-apa, belakangan ini sedang mengurusi beberapa masalah organisasi dan keperluan pendaftaran ulang ataupun hal-hal lainnya yang membuat ketika laptop ini terhubung ke internet tidak ada ide menulis malah hanya sibuk browsing dan facebook-ing.

Sedikit merenung, ada satu sifat yang dari dulu sudah melekat di dalam diri ini. Itu adalah sifat menghindari konflik. Secara sadar saya mengetahui bahwa konflik sebenarnya dibutuhkan untuk proses pendewasaan diri. Melatih kita untuk menghadapi masalah. Akan tetapi, sikap menghindari konflik ini saya rasa cukup efektif menemani perjalanan hidup hingga sekarang. Bagi saya sikap terbaik adalah menghindari konflik terlebih dahulu, jika tidak tertolong barulah kita hadapi konflik itu . Untuk itu tak jarang dalam sikap menghindari konflik itu dibutuhkan satu tools, senjata ampuh yang membuat menghindari itu terasa indah dan ringan, yaitu legowo.

Pernah dengar pepatah ikhlas lilo legowo ? Itu berarti adalah ikhlas yang tanpa embel-embel lagi. Tidak pula hanya ketika harus menghindar, tak kalah pentingnya legowo tadi kita bawa jika menghadapi sesuatu terjadi di luar ekspektasi. Banyak hal kan di dalam hidup ini yang dapat terjadi di luar ekspektasi kita.

Melihat fenomena yang banyak terjadi belakangan ini, sebutlah misalnya kekalahan dalam pilkada atau pemilu. Seringkali ikhlas lilo legowo menjadi barang langka yang membuat suasana malah berakhir ricuh, panas, dan anarkis. Tidak mau mengakui kekalahan. Tidak mau berbesar hati, menerima bahwa ada yang lebih baik dari kita, apapun itu alasannya. Malah yang terjadi adalah mencari alasan, mencari pembenaran yang sebenarnya makin menguatkan sikap tidak terima atas hasil yang sudah ada. Jika digeneralisasi, sikap legowo harus dimiliki siapapun itu yang mengalami kekalahan, dalam hal apapun. Pemilu salah satunya. Contoh lain pertandingan misalnya. Bisa juga kalah didalam kompetisi.

Kualitas-kualitas semacam ihlas dan legowo bukanlah sesuatu yang memalukan untuk dimililiki. Malah akan menjadikan kita dihormati dan dihargai baik lawan maupun kawan. Terimalah bahwa ada orang yang lebih baik dari kita. Terimalah jika ada orang yang bisa lebih dari kita. Apapun alasannya, sikap tidak terima yang dibarengi dengan pembenaran dengan berbagai macam alasan hanya makin menunjukkan kekalahan yang sudah kita terima. Sungguh kurang indah rasanya. Cara terbaik untuk membuat orang mengakui bahwa kita adalah pemenang sebenarnya ya adalah dengan benar-benar menjadi pemenang . Unggul segalanya bukan hanya unggul diomongan doang.

Jangan jadi katak dalam tempurung karena sesungguhnya masih ada langit di atas langit. Jangan pula menyebutkan statemen bahwa kita sudah bersikap ikhlas, biarkan orang yang menilai. Karena sesaat setelah kita merasa telah bersikap ikhlas lalu menyebutkannya,saat itu pula kita mengakui bahwa kita tidak bersikap ikhlas. legoWo! Jangan menepuk air di dulang malah terpercik muka kita sendiri.

legowo adalah padanan kata ikhlas