Jumat, 14 Agustus 2009

migrasi

Setelah berpikir panjang, akhirnya saya melakukan migrasi ke provider baru (sejak febuari sih sebnearnya ), yaitu di

http://limaapril.wordpress.com/

alasannya sederhana, karena memang mau pindah saja. Bagi teman-teman yang nyasar ke sini dan curiga mau lihat tulisan-tulisan saya bisa bergerak ke sana.

Sebagai tambahan, terdapat juga technical blog saya di
http://geeks.netindonesia.net/blogs/poedja_p/

ini khusus untuk pembahasan hal-hal berbau dunia programming yang resmi saya geluti detik pertama saja memasuki STEI-ITB.

Best Regards,
Puja Pramudya

Selasa, 10 Februari 2009

legoWo!


Sudah lama tidak posting di blog ini , rindu juga. Bukan apa-apa, belakangan ini sedang mengurusi beberapa masalah organisasi dan keperluan pendaftaran ulang ataupun hal-hal lainnya yang membuat ketika laptop ini terhubung ke internet tidak ada ide menulis malah hanya sibuk browsing dan facebook-ing.

Sedikit merenung, ada satu sifat yang dari dulu sudah melekat di dalam diri ini. Itu adalah sifat menghindari konflik. Secara sadar saya mengetahui bahwa konflik sebenarnya dibutuhkan untuk proses pendewasaan diri. Melatih kita untuk menghadapi masalah. Akan tetapi, sikap menghindari konflik ini saya rasa cukup efektif menemani perjalanan hidup hingga sekarang. Bagi saya sikap terbaik adalah menghindari konflik terlebih dahulu, jika tidak tertolong barulah kita hadapi konflik itu . Untuk itu tak jarang dalam sikap menghindari konflik itu dibutuhkan satu tools, senjata ampuh yang membuat menghindari itu terasa indah dan ringan, yaitu legowo.

Pernah dengar pepatah ikhlas lilo legowo ? Itu berarti adalah ikhlas yang tanpa embel-embel lagi. Tidak pula hanya ketika harus menghindar, tak kalah pentingnya legowo tadi kita bawa jika menghadapi sesuatu terjadi di luar ekspektasi. Banyak hal kan di dalam hidup ini yang dapat terjadi di luar ekspektasi kita.

Melihat fenomena yang banyak terjadi belakangan ini, sebutlah misalnya kekalahan dalam pilkada atau pemilu. Seringkali ikhlas lilo legowo menjadi barang langka yang membuat suasana malah berakhir ricuh, panas, dan anarkis. Tidak mau mengakui kekalahan. Tidak mau berbesar hati, menerima bahwa ada yang lebih baik dari kita, apapun itu alasannya. Malah yang terjadi adalah mencari alasan, mencari pembenaran yang sebenarnya makin menguatkan sikap tidak terima atas hasil yang sudah ada. Jika digeneralisasi, sikap legowo harus dimiliki siapapun itu yang mengalami kekalahan, dalam hal apapun. Pemilu salah satunya. Contoh lain pertandingan misalnya. Bisa juga kalah didalam kompetisi.

Kualitas-kualitas semacam ihlas dan legowo bukanlah sesuatu yang memalukan untuk dimililiki. Malah akan menjadikan kita dihormati dan dihargai baik lawan maupun kawan. Terimalah bahwa ada orang yang lebih baik dari kita. Terimalah jika ada orang yang bisa lebih dari kita. Apapun alasannya, sikap tidak terima yang dibarengi dengan pembenaran dengan berbagai macam alasan hanya makin menunjukkan kekalahan yang sudah kita terima. Sungguh kurang indah rasanya. Cara terbaik untuk membuat orang mengakui bahwa kita adalah pemenang sebenarnya ya adalah dengan benar-benar menjadi pemenang . Unggul segalanya bukan hanya unggul diomongan doang.

Jangan jadi katak dalam tempurung karena sesungguhnya masih ada langit di atas langit. Jangan pula menyebutkan statemen bahwa kita sudah bersikap ikhlas, biarkan orang yang menilai. Karena sesaat setelah kita merasa telah bersikap ikhlas lalu menyebutkannya,saat itu pula kita mengakui bahwa kita tidak bersikap ikhlas. legoWo! Jangan menepuk air di dulang malah terpercik muka kita sendiri.

legowo adalah padanan kata ikhlas



Sabtu, 31 Januari 2009

milad

"Bertambah satu usiamu
Oh semoga penuh makna
Semakin indah hatimu
Berikan cinta tuk semua"

Kla Project-1998


menginjak usia ke duapuluhsatu
membuat saya sadar dan percaya
bahwa waktu ini berlalu begitu cepat
karena itu berbuat arti lah untuk setiap detik hidup
karena masa lalu adalah sesuatu yang paling dekat dengan diri kita

tentunya banyak doa yang saya ucapkan. Ada banyak rencana yang ingin saya lakukan dan semoga hal itu bisa dikabulkan melalui doa,usaha,ikhtiar dan tawakkal (DUIT). Tuhan, Rasa syukur tentu ingin saya sampaikan atas semua kesempatan yang Engkau berikan.

terimakasih buat papa dan mama yang dengan sabar dan pengertian mengasuh anakmu yang "lucu" dan "tidak sombong" ini. Ucapan mu adalah doa, marahmu adalah sayang. Semoga apa yang sudah pernah diperbuat semuanya menjadi kebahagiaan.

terimakasih buat teman-teman dan sahabat yang mengisi hari dan hati. Begitu banyak pula perjuangan hidup yang dilalui, sendiri, bersama,semuanya penuh arti. Apapun itu saya yakin dan percaya punya tempat untuk berbagi.

terimakasih iiR yang menyayangi dengan sabar lelaki kecil ini. Terimakasih kedatangannya juga, menghapus jarak 127 km diantara kita. Petualangan yang seru bukan ? Naik gunung, turun gunung, kehujanan semuanya. Ada banyak kejutan yang kamu berikan dan membuat tidak percaya. Dan,Semoga semuanya baik-baik untuk kita berdua.

terimakasih semuanya...
untuk doa yang menyertakan

Senin, 26 Januari 2009

farfalla


Saya sempat tidak percaya, bahwa sesuatu hal kecil di awal atau dimasa lalu, dapat mengantarkan kita ke hasil yang berbeda dari yang kita harapkan, mengalami deviasi penuh akibat penyimpangan minor yang terjadi. Namun, seiring dengan pengalaman hidup yang dijalani, perspektif ini pun perlahan luntur. Menguap seiring banyaknya episode yang terjadi mengajarkan apa-apa yang kita lakukan sebelumnya memiliki pengaruh yang berarti dikemudian hari.

Saya ingat ketika saya kecil, menggandrungi sepakbola hingga menyebutnya agama kedua. Merasa darah samba mengalir di urat nadi. Dan, ketika itu berapi-api ingin mendaftar di salah satu sekolah sepak bola di pekanbaru. Ayah saya melarangnya. Tidak ada penjelasan berarti (mungkin karena saya masih kecil) namun ketegasan itu begitu tampak dan saya pun enggan berontak. Keingingan terbesar masa kecil itu pun dikubur. Hampir sama ketika beranjak menuju sekolah menengah pertama, ketika saya merengek seperti anak-anak dimasa itu, minta dibelikan PS (versi 1 nan cupu) untuk mengisi waktu-waktu luang liburan. Saya merasa berhak, toh prestasi sepanjang masa kecil saya rasa cukup untuk merayu orang tua mengabulkan keinginan itu. Tapi, sekali lagi orang tua melarang. Ya,mereka melarang. Alih2 membeli PS saya akhirnya dihadiahi separangkat PC (beda S dan C, tp masi sama2 cupu versi windows 311). Larangan itu pun akhirnya saya patuhi. Lalu, saya belajar untuk tidak suka bermain game, bermain komputer saja. Membalasnya dengan coba berprestasi lagi agar permintaan berikutnya bisa dikabulkan. Dua larangan itu akhirnya membuat saya malah berpikir bahwa jalan hidup saya adalah dengan mengembangkan kemampuan akademik.

Melihat masa itu dengan keadaan sekarang yang bisa saya lakukan adalah bersyukur. Apa jadinya misalnya saya dulu dihadiahi console game , mungkin kesenangan saya bermain game akan mengalahkan semangat saya belajar. Halah. Soalnya, saya sering mendengar bahwa ada saja anak-anak yang gagal sekolah/kuliahnya akibat keranjingan bermain game hingga melalaikan hal yang lebih utama. Toh, saya juga tidak kebal game, setidaknya WE masih sering saya mainkan. Poin nya disini bukanlah saya menjudge bermain game itu tidak baik. Bukan ! Bukan itu. Tetapi, begitulah larangan kecil orang tua saya dulu membuat saya menjadi tidak suka game sampai sekarang, memilih belajar untuk pelampiasan dan merasa senang karena setidaknya ada hasil yang bisa saya banggakan . Bercerita ke orang tua dan mengaku bahwa mereka memang tahu yang terbaik buat anak-anaknya. Ada perubahan besar yang terjadi akibat perlakuan minor yang saya terima.

Satu contoh lagi misalnya ketika jaman sma kelas 1. Ketika pelajaran matematika menjadi momok saya karena saya selalu sulit mengingat rumus dan latihan yang ada. Selain itu saya juga sulit untuk mau mencatat hal itu semua. Alhasil, saya harus meminjam ke salah satu teman yang memang rajin mencatat dan mau bukunya dipinjem selama beberapa hari hingga minggu untuk melakukan penyalinan gila-gilaan secara manual (andai ada copy paste ,,,ugh). Tidak berapa lama, saya sungguh ceroboh, buku itu raib di tangan saya. Saya pun lupa menaruhnya dimana. Saya sulit juga untuk mengingatnya. Sang teman marah. Dan, saya hanya bisa meminta maaf. Tapi, tidak berapa lama, selang beberapa hari, buku itu saya temukan terselip di laci meja, di balik barang2 yang saya tinggal disana. Yang saya lakukan adalah, berpura-pura tidak pernah menemukan buku itu sama sekali.

Melihat masa itu dengan keadaan sekarang yang bisa saya lakukan adalah bersyukur. Apa jadinya misalnya saya dulu mengembalikan buku itu. Mungkin tidak ada hubungan seperti yang saya jalani sekarang ini. Ahahaha ... Kepura-puraan kecil saya mengantar saya untuk lebih kenal dengan sang teman,,,lalu beranjak menjadikannya lebih dari sekedar teman, let's say, special friend. Toh, meski landasannya adalah pura-pura di awal kami tidak berpikir bahwa hubungan ini cuma pura-pura belaka, tidak juga ingin mengakhirinya begitu saja. Kebetulan kehilangan itu mengantarkan saya bertemu dengan seseorang yang menemani saya sepanjang 5 tahun belakangan ini.

Sesungguhnya, seluruh kejadian di alam semesta merupakan kejadian random. Kira-kira begitulah hasil penelitian yang dilakukan oleh Edward Norton Lorenz,seorang profesor MIT pada tahun 1961. Dengan menggunakan bantuan simulasi komputer, Lorenz berusaha memprediksi kejadian cuaca. Lorenz membulatkan angka yang diperolehnya ke dalam bilangan desimal 0.506.

Namun ketika dia memasukkan bilangan desimal yang lebih lengkap yakni 0.506127, Lorenz mendapatkan hasil yang benar-benar berbeda. Yang kemudian mengejutkan Lorenz adalah nilai desimal terkecil yang ia masukkan ke dalam simulasi tersebut dalam prakteknya setara dengan sebuah kepakan sayap kupu-kupu. Simulasi itu menunjukkan bahwa kepakan sayap kupu-kupu sekalipun bisa mengakibatkan atau mencegah terjadinya sebuah badai tornado. Hasil temuan Lorenz tersebut selanjutnya kemudian diberi nama The Butterfly Effect.


Karena perhitungan yang digunakan Lorenz di dasari kejadian-kejadian yang sifatnya acak maka banyak ahli yang mencoba mengartikan fenomena efek kupu-kupu tersebut ke dalam kehidupan manusia. Begitu banyak peristiwa yang bisa terjadi terhadap seseorang dan kemungkinan-kemungkinan peristiwa tersebut bisa membukakan pintu bagi peristiwa-peristiwa lainnya. Semua kombinasi peristiwa yang mungkin dialami oleh seseorang pada dasarnya merupakan fenomena yang bersifat acak namun saling terhubung antara yang satu dengan yang lainnya.



Di dalam blognya, jamil azzaini menambahkan bahwa Satu peristiwa yang terjadi bisa membuka atau menutup peluang terhadap terjadinya peristiwa lain yang lebih besar. Karena kemungkinan-kemungkinan yang dialami oleh seseorang juga mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kemungkinan kemungkinan yang dialami oleh orang lain. Dengan fakta ini maka seluruh manusia di dunia ini seolah-olah berada dalam suatu ruangan tanpa batas dengan kombinasi kemungkinan yang tak terhingga jumlahnya. Untuk lebih memahami fenomena ini, Anda bisa mengajukan pertanyaan sederhana; Bagaimana Anda bisa berada di tempat Anda yang sekarang? Mungkinkah Anda berada di tempat yang sekarang seandainya anda tidak bertemu dengan seseorang atau mengalami kejadian tertentu? Ternyata satu kejadian dengan kejadian yang lain saling berhubungan. Jadi pastikan kepakan yang kita lakukan berdampak positif di masa depan. Apalagi bila Anda menduduki tempat yang strategis dan sebagai pemimpin. Karena kepakan seorang pemimpin tentu berbeda dengan kepakan orang biasa. Kepakan seorang pemimpin bisa setara dengan kepakan jutaan orang biasa

Lebih jelas lagi, butterfly effect menjelaskan bagaimana kebergantungan terhadap kondisi awal dari suatu kejadian. Variasi kecil dari kondisi awal dalam suatu sistem yang dinamik dapat menghasilkan variasi besar dalam hangka panjang. Jika suatu sistem dimulai dengan kondisi awal dua maka hasil akhir dari sistem yang sama akan jauh berbeda jika dimulai dengan 2,0000001 dimana 0,0000001 sangat kecil sekan dan wajar diabaikan. Dengan kata lain kesalahan yang sangat kecil akan menyebabkan bencana di kemudian hari atau keberuntungan di kemudian hari. Kehidupan adalah salah satu dari sistem yang dinamik itu.

Moral dari teori ini, efek kupu-kupu mengajarkan kepada kita untuk berusaha setiap saat berbuat kebaikan. Kecil atau besar tidak masalah. Karena hasil akhirnya baru dapat kita ketahui nanti. Lebih lanjut lagi, jika pun sulit berbuat kebaikan, berbuat lah dimana tingkat ketidakbaikannya dalam batas minimal, karena kita tidak tahu efek apa atau karma apa yang menunggu akibat ketidakbaikkan yang kita lakukan.



*farfalla adalah kupu-kupu dalam bahasa Itali




Jumat, 23 Januari 2009

srikandi


Srikandi dalam kitab Mahabrata diceritakan lahir sebagai seorang wanita, namun karena sabda dewata, ia diasuh sebagai pria. Dalam versi pewayangan jawa terjadi hal yang hampir sama, namun dalam pewayangan ia dikisahkan menikahi arjuna dan ini merupakan perbedaan yang sangat jauh jika dibandingkan dengan kisah Mahabharata versi India. Srikandi menjadi suri tauladan prajurit wanita. (http://id.wikipedia.org/wiki/Srikandi)

Baru-baru ini, saya menonton film yang menurut saya sangat bagus, setelah kmunculan Laskar Pelangi dan Ayat-Ayat Cinta dan diselingin beberapa film Indonesia yang kurang berkelas dan mainstream. Perempuan Berkalung Sorban, hasil besutan mas Hanung yang memang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya. Film bernafaskan islam ini pun menjadi semakin bagus karena saya juga menontonnya dengan orang yang sangat spesial (hehehe ....).

Bagaimanapun juga, Perempuan Berkalung Sorban memang sarat makna. Mengangkat tema lama yang tidak pernah usang yaitu perempuan. Perjuangan seorang perempuan yang menginginkan kesamaan, sesuatu yang juga diperjuangkan RA Kartini dan bnyak perempuan lain di Indonesia. Saya kurang tahu betul, apakah di zaman sekarang, hal ini masih relevan. Dimana seorang perempuan diperlakukan lebih rendah dari laki-laki. Misalnya, dalam pendidikan dan dalam pernikahan. Dua hal yang memang banyak menjadi konsern kita belakangan ini. Yang jelas tema ini memang sangat menarik untuk diangkat. Bahkan, saya juga dua tahun yang lalu pernah mengangkat tema seperti ini menjadi sebuah cerpen dan Alhamdulillah memenangi salah satu kompetisi cerpen untuk region Sumatera.

Untuk cerita yang lebih detail mungkin bisa ditonton sendiri atau mencari resensi yang lebih lengkap karena dalam postingan kali ini saya tidak bermaksud bercerita panjang lebar tentang film itu , melainkan pesan yang coba disampaikan oleh film religi ini. Pesan-pesan itu disampaikan melalui adegan-adegan yang cukup memorable. Beberapa dialog nya pun sangat inspiratif, mengena dan mengharukan. Misalnya ketika Annisa (Reva) akan berpisah dengan Le Kudhori (Oka) dan berkata ia akan kesepian jika Le Kudhori jadi pergi ke Kairo. Jawaban Le Kudhori sungguh bijak. "Engkau tidak akan pernah kesepian, karena sesungguhnya Allah sangat dekat, lebih dekat dari urat nadi kita sendiri".

Kemudian adegan Annisa dan Kudhori akan dirajam ketika dituduh berzina oleh suami Annisa sendiri. Ketika itu dalam suasana satu kampung sudah berkumpul. Suami Annisa mendeklarasikan perceraiannya kepada orang banyak (dalam Islam, jika suami sudah berkata demikian, talak tiga, sudah sah kan ya ? Sudah dilarang bercampur kalau g salah , bener g si ?). Kemudian sang suami malah memprovokasi hukuman yang terpantas bagi mereka, rajam ! Satu persatu masyarakat mulai mengambil batu dan melempari mereka. Disitu kemudian Ibu Annisa (Widyawati) maju dan menghentikan sementara pelemparan itu dan berkata, "Hanya orang yang tidak pernah bersalah yang boleh melempar batu ini ",sambil mencoba memberikan batu yang ia pegang kepada orang disekitarnya. Tidak ada yang berani (dalam kata lain merasa tidak punya salah sama sekali) , bahkan Pak Haji pengurus pesantren sekali pun. Demikian ditunjukkan bahwa kita pun tidak boleh asal menghakimi orang tanpa pasal, karena toh kita sendiri juga tidak luput dari kesalahan.

Sepanjang film kita akan mengikuti kisah tahunan Annisa dalam perjuangan hidupnya untuk mendapatkan kesetaraan, pendidikan, kuliah, menghadapi pernikahan yang tidak bahagia, menikah kembali dengan orang yang dicintai, membangun perpustakaan,kehilangan ayah, kehilangan suami dan fragmen-fragmen perjuangan lain. Termasuk, fragmen kecil dimana teman annisa yang berasal dari pesantren begitu kuliah di Jogja, menjadi berubah, bersikap permisif terhadap cowok, bahkan berduaan di kosan dengan bermodal uCanC yang membuat Annisa sungguh kaget mengingat kehidupan mereka dipesantren begitu berbeda, tidak boleh dalam satu ruangan yang bukan muhrim nya (saya dengar, memang kejadian ini cukup banyak terjadi di kota itu, entahlah , hanya mendengar cerita dari temen2 yg kuliah disana). Setiap menitnya ada saja yang bisa kita petik untuk memaknai hidup yang sudah kita jalani.

Masuk ke bagian bercandanya. Saya setuju dengan emansipasi yang didengung2kan kaum perempuan. Saya setuju kesetaraan yang ingin dicapai. Kita semua bergerak ke arah itu. Presiden kita sudah ada yang perempuan sekali waktu. Para caleg pun kini sudah perempuan. Di pemerintahan dan swasta, perempuan pun banyak yang memegang jabatan. Gender saya rasa sudah tidak menjadi masalah lagi. Hanya saya berharap ada nya kekonsistenan. Misalnya ada aja sekali waktu, temen-temen saya berkata, "Lo lah , Ja. Kan lo cowok , gw cewek"..Nah lho, jadi excuse gitu. Atau misalnya dalam kisah hubungan muda-mudi, dengan alasan "Gw kan cewe, masa gw yg duluan", selalu menjadi alasan perempuan untuk bersikap menunggu, memaksa para cowok untuk aktif dan inisiatif dan terkadang akibat sikap demikian tak jarang hubungan yang seyogyanya dapat terjalin malah harus dikubur dalam-dalam. Semoga kesetaraan ini pada akhirnya dapat mencapai aspek-aspek itu.

Seperti kata Khudori, ada yang nature dan nurture (lupa istilahnya). Nature, perempuan itu melahirkan, mengalami datang bulan,dsb. Inilah yang disebut kodrat. Pendidikan, kesetaraan, pernikahan itu adalah sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang bisa diperjuangkan. Termasuk dalam kisah hubungan muda-mudi tadi. Tidak perlu terjerat paradigma "cowok harus duluan mengungkapkan" dan sebagainya. Alih-alih bahagia, kebanyakan kisah yang saya dengar berakhir kepada penyesalan yang tak kunjung selesai sepertinya.

Perempuan berkalung sorban merupakan film pembukaan yang sangat menarik untuk tahun 2009 ini. Dapatkan makna yang lebih banyak dengan menontonnya sendiri. Inspirasi bisa datang dari detik yang tak diduga, adegan yang tak disangka dan dialog yang tak dikira. Berkalung sorban sendiri memiliki filosofi sorban yang identik dengan pria yang digambarkan membelenggu seorang perempuan. Annisa dalam kisah telah ini menunjukkan tekad kuat dan semangat yang tinggi, sama halnya seperti Dewi Srikandi yang digambarkan pada kisah pewayangan, yang menjadi tauladan para prajurit wanita, karena memiliki kemampuan bertempur dan semangat hidup yang kuat. Mungkin karena hal itu lah seringkali kita dengar istilah Srikandi2 Indonesia untuk merujuk kepada atlet2 perempuan yang berjuang di dunia olahraga internasional. Semangat yang harus dimiliki setiap perempuan agaknya, semangat Dewi Srikandi.

Berikut, petikan puisi Rako Prijanto tentang perempuan, yang menurut saya sangat indah :

Perempuan datang atas nama cinta
Bunda pergi karena cinta
Digenangi air racun jingga adalah wajahmu
Seperti bulan lelap tidur dihatimu
Yang berdinding kelam dan kedinginan
Ada apa dengannya
Meninggalkan hati untuk dicaci
Baru sekali ini aku melihat karya surga dalam mata seorang hawa
Ada apa dengan cinta
Tapi aku pasti akan kembali
Dalam satu purnama
Untuk mempertanyakan kembali cintanya
Bukan untuknya
Bukan untuk siapa
Tapi untukku
Karena aku ingin kamu
Itu saja


*saya belajar sesuatu dalam film ini , ternyata kalau seorang suami mengajak istrinya untuk melakukan hubungan seks, istri tidak boleh menolak (dengan kondisi tertentu, pengecualian buat haid dll) atau sang istri akan berdosa. Ketika Annisa bertanya, apa jadinya kalau istri yang mengajak suami berhubungan dan suami menolak, jawaban Pak guru sungguh kocak : Hanya istri yang gatal yang mengajak suaminya berhubungan. Relevan kah ? wew....



Kamis, 22 Januari 2009

jumawa

jumawa : merasa besar kepala (http://kamus.kbbi.or.id/jumawa.html)


jumawa : angkuh (http://www.geocities.com/sesotya_pita/bausastra/kamus/J.htm)


Barangkali, kesempatan untuk menjalankan sholat Jumat bersama temen2 ukmr merupakan kesempatan yang jarang ditemui. Toh, selama di ITB kita berada di daerah kosan yang berbeda yang mana menyebabkan ketidakmungkinan untuk melakukan sholat jumat bareng di satu tempat. Selain itu, kita juga berasal dari prodi yang berbeda sehingga ketidakmungkinan itu pun menjadi sempurna. Dan, kesempatan seperti yang ada pada tanggal 16 januari 2009 itu adalah kesempatan langka, ketika kita mengadakan kumpul bareng sebelum bertolak ke SMA Plus dalam pelaksanaan rangkaian acara GJJ(Ganesha Jalan-Jalan) 2009.

Alhasil, mesjid di dekat basecamp pun menjadi tempat perlabuhan kami. Setelah berdebat sebentar perihal ketepatan waktu kedatangan di mesjid, saya juga baru tahu, katanya kalau adzan sudah berkumandang, pahala yang kita terima jika kita belum sampai di mesjid menjadi 0. Benarkah itu ? Haha....semuanya kita serahkan saja pada-Nya karena toh ini memang Beliau yang Maha Memiliki Hak terhadap hal itu.

Sebenarnya, saya cukup jarang memperhatikan khutbah jumat, biasanya hanya mendengar sambil lalu saja. Tapi, barangkali ini beda karena sudah lama juga tidak shlat jumat di pekanbaru. Inti khutbah dari khatib adalah jangan menjadi orang yang sombong nan angkuh.

Khatib mengambil sejarah yang mengungkapkan bahwa suatu waktu Nabi Musa pernah di tanyakan oleh kaumnya. "Wahai Nabi Musa, siapakah orang yang paling pandai ilmunya di dunia ini ?". Dan tebak, pada waktu itu Nabi Musa berujar bahwa dirinyalah yang paling pandai ilmu di dunia. Sebagaimana frase yang sudah saya bold di atas, Allah murka dan menegur Nabi Musa.

Cerita itu sangat panjang, silakan dibaca sendiri dari Al Qur'an. Tapi sebagai gambaran umum, Allah menyuruh nabi Musa untuk berguru kepada nabi Khidir, seorang nabi yang tidak terkenal dan misterius di pinggiran pantai, pertemuan dua lautan.

Ketika mengikuti perjalanan nabi Khidir itulah, nabi Musa sempat beberapa kali dibuat heran dan marah, karena nabi Khidir melakukan hal-hal yang tidak masuk akalnya.

Yang pertama, Khidir merusak perahu nelayan miskin. Yang kedua, dia membunuh seorang anak kecil. Dan yang ketiga, dia mengajak Musa untuk membangun sebuah rumah tua yang sudah roboh, tanpa upah.

Maka, kata Khidhr, Inilah saat kita berpisah, karena engkau tidak sabar mengikutiku, sekarang aku tunjukkan alasan seluruh perbuatanku itu. Kemudian, Khidir membeberkan semuanya. bahwa, semua perbuatannya itu bukan karena hawa nafsunya, melainkan untuk kepentingan yang lebih besar, yang tidak diketahui oleh Musa.

Bahwa merusakkan perahu itu, justru untuk menyelamatkan perahu milik nelayan tersebut agar tidak dirampas oleh seorang raja lalim. Membunuh anak kecil, dimaksudkan untuk menyelamatkan anak itu sendiri dari dosa dan juga orang tuanya yang saleh. Karena anak itu akan menjadi anak yang jahat.

Sedangkan, membangun rumah yang roboh dimaksudkan untuk menyiapkan harta peninggalan bagi anak-anak yatim yang tinggal di rumah tersebut. Hartanya ditinggalkan di bawah rumah oleh orang tuanya yang telah meninggal dunia.

Dan yang menarik, di akhir cerita itu, Khidir mengungkapkan bahwa semua itu bukanlah atas kehendaknya, melainkan Kehendak Allah. Begitulah, Nabi Musa dihadapkan pada kenyataan bahwa dirinya bukanlah yang paling pandai ilmunya tepat ketika ia merasa sudah menjadi yang paling pandai di muka bumi. Sebagai bukti, semua perbuatan Nabi Khidir tidak ada yang bisa dijangkau oleh pemikiran Nabi Musa. Tidak ada pemahaman yang mendalam oleh Nabi Musa mengenai setiap laku Nabi Khidir. Bahkan Nabi Musa kali ini berbuat kesalahan. Melakukan sesuatu yang tidak disenangi Allah. Bersikap sombong. Padahal, Masih ada langit di atas langit.


Hal ini pula yang menjadi sesuatu yang sangat syukuri. Saya hanya teringat pengalaman saya ketika dari semenjak SD hingga SMP saya selalu berhasil setidaknya mendapat peringkat 1 dan sesekali 2 di kelas. Pernah pula menjadi juara umum di sekolah. Barangkali, jika suatu waktu di SMA saya tidak bertemu orang berinisial FF mungkin hingga hari ini pun saya masih jumawa. Lupa daratan. Temen saya ini lah yang akhirnya menyadarkan saya,,,bahwa saya tak lebih adalah orang biasa yang masih punya banyak kekurangan. Bertemu dengannya adalah salah satu keberuntungan bagi saya untuk menjadikannya refleksi dalam menjalani kehidupan setelah itu. Kemudian, keputusan untuk kuliah di Bandung yang didukung orang tua saya adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah saya ambil. Apa jadinya jika saya terus berkuliah di tempat saya besar sejak kecil ? Barangkali keangkuhan yang saya miliki akan semakin menjadi-jadi.

Senang rasanya, disadarkan dengan kenyataan bahwa ada orang-orang di luar sana yang punya kemampuan luar biasa. Senang rasanya, bertemu dengan putra-putri terbaik bangsa di Institut Terbaik Bangsa. Senang rasanya, menjadi orang biasa lagi, memulai segalanya dari awal. Sesungguhnya tanpa perjalanan hingga sekarang ini, barangkali hidup saya akan seperti katak dalam tempurung. Tidak mengenal dunia di luar tempurung.

Begitulah, betapa orang tua, secara intuitif menuntun kita menuju arah yang lebih baik. Bahkan jumawa terhadap orang tua kita pun dilarang. Apalagi terhadap orang lain. Terhadap-Nya ? Apa yang kita sombongkan karena kita tak lebih hanya sebutir pasir di dalam sahara.



Sabtu, 10 Januari 2009

gradasi


Gradation in color, a gradual change between hues,tones, or shade.

Gradation in music is gradual change within one parameter, or an overlapping of two blocks of sound


Ketika browsing-browsing youtube sebelum menulis post ini saya menemukan video live performance dari grup nasyid Gradasi. Oh iya, barangkali ada yang belum tahu apa itu nasyid, silahkan ikuti artikel disini sebentar untuk sekedar overview. Nah, ketika mendengar dan menonton kembali video Kupinang Engkau Dengan Alquran itu, tiba-tiba merasuk kerinduan akan bernasyid. Terakhir kali saya bernasyid adalah pada bulan september puasa lalu, sudah lama juga ternyata.

Saya juga jadi pengen bercerita tentang grup nasyid favorit saya. Gradasi merupakan grup nasyid yang paling saya senangi di blantika nasyid nasional. Meski bukan yg paling pertama dengan acapella nasyidnya, tapi kehadiran gradasi membuat warna nasyid nasional yang terkesan konvensional menjadi lebih maju. Temanya pun tidak melulu akidah. Alam dan lingkungan seringkali menjadi objek utama dari nasyid-nasyid yang dibawakan oleh gradasi ini.

Berdasarkan sumber wiki, gradasi merupakan akronim dari Getar Suara Dakwa dalam Seni Islam yang didirikan sebagai kelanjutan dari forum silaturahmi nasyid se-Jabotabek pada 6 April 1999. Gradasi hingga saat ini telah mengeluarkan 4 album. Album pertamanya berjudul Dimensi. Saya pun tadinya tidak mengetahui keberadaan adanya album ini. Mungkin karena peredarannya yang terbatas pada Bandung dan sekitarnya sedangkan pada masa-masa awal album ini lahir saya masih bersekolah di pekanbaru. Barangkali, yang membuat album keduanya, Anugerah Yang Indah menjadi begitu populer adalah karena salah satu nasyid yg berjudul Di Pematang digunakan RCTI sebagai lagu theme sepanjang Ramadhan 2004, meski album itu sendiri sudah ada sejak tahun 2002. Benar saja, album kedua gradasi meledak di pasaran. Hampir setiap festival nasyid yang diadakan sma-sma di pekanbaru memasukkan anugerah yang indah atau di pematang sebagai nasyid wajib.

Di pematang juga memiliki kenangan tersendiri bagi saya. Di pertengahan tahun 2005, tiba-tiba terjadi kesepakatan diantara saya, abrar, yudi, yogi dan abi untuk membentuk grup nasyid dan mengikuti perlombaan yang diadakan di sma saya, sman 8 pekanbaru. Dengan nama Ssedeb Voice, kita akhirnya sepakat akan membawakan nasyid di pematang dan gema takbir, keduanya berada pada album gradasi yang kedua. Alhamdulillah, di penampilan yang perdana di depan publik, kita dianugerahi peringkat ketiga. Sungguh kita berlima tidak ada yang menyangka karena grup sendiri toh baru terbentuk kurang dari sebulan sebelum festival. Mengingat memori ini membuat saya juga menjadi rindu, karena tidak lama setelah kemenangan pertama nan gemilang itu, abi , lead vokal bersuara jernih harus pindah ke Jombang dan meninggalkan kita yang sedang bersemangat untuk terus bernasyid.

Di album kedua lahir nasyid-nasyid terkenal seperti Anugerah Yang Indah, Di Pematang, Nanda, Gema Takbir dan Shalawat. Dua tahun setelah kejayaan anugerah yang indah, gradasi kembali mengeluarkan album ketiga dibalut dengan judul Cahaya dan Jiwa. Sayangnya, album ini barangkali kurang terdengar di kalangan umum . Akan tetapi , bagi orang2 yg concern ke dunia nasyid tentu sudah tidak asing lagi dengan nasyid Potret Kedamaian, Gantole dan Bioritmik yang menjadi nasyid kojo di album ini.

Tidak berjarak lama, satu tahun setelah album ketiga, gradasi kembali menelurkan album baru, yang banyak terinspirasi dari kisah-kisah perceraian selebritis di dunia entertainment. Album berlabel Kupingan Engkau dengan Alquran banyak sekali menyentuh pesan-pesan sosial yang sedang marak di tahun itu. Nasyid Dinda, menjadi nasyid yang populer dengan cepat. Dinda pula lah yang berhasil mengantarkan grup nasyid saya yang kemudian bertambah personelnya dengan bergabungnya dicko dan gandi menjadi juara di beberapa event. Pada festival nasyid di sma 9 di tahun kita berhasil merebut ranking empat. Pada festival nasyid di universitas islam riau, kita mendapatkan ranking 3. Di festival yang diadakan MI College grup nasyid saya berhasil menjadi juara dua. Dan di penghujung karir grup kami, kita berhasil menjadi juara dua ketika tampil di depan publik sendiri untuk yang terakhir kalinya. Nasyid dinda bener2 menjadi daya tarik tersendiri pada album ini. Liriknya universal dan acapellanya harmoni. Sungguh perpaduan yang sangat baik.

Nah, sebelum saya mengakhiri postingan ini, dalam rangka memperkuat background cerita saya, saya tampilkan foto grup nasyid jaman sma saya dulu, lengkap dengan kostum dan gaya bak seorang ustadz. Jadi pengen nasyidan bareng lagi nih tiba-tiba ...

*full team ssedeb voice







Senin, 05 Januari 2009

simalakama


"Bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tak dimakan ayah mati"


Sampai usia saya yang mendekati 21 tahun ini pun (wew,,sudah tua juga, kemana masa mudaku ? tidakkkkk?!!!!), masih sering melihat permasalahan klasik yang timbul antara dua orang sahabat lawan jenis : saling memendam perasaan. Kasus klasik ini bahkan seringkali saya temui di sekitar saya, teman bermain, bahkan saya sendiri (dulu banget sih,,,udah 5 tahunanlah...).

Sudah sering saya membahas ini dengan beberapa teman, khususnya teman cewek. Dari beberapa kali perbincangan, rata-rata semua setuju bahwa sulit sekali menjalani persahabatan dengan lawan jenis yang pure tanpa disertai dengan 'rasa' suka atau sayang yang cenderung ingin memiliki atau menjadikan lawan jenis itu sebagai pacar.

Menyimak pengalaman terdahulu, saya pun ikut membenarkan. Ada yang lebih kuat ternyata dari hanya sekedar kecantikan fisik atau wajah semata. Itu adalah sesuatu yang dibangun dengan seringnya pertemuan dan frekuensi kebersamaan yang tinggi. Percaya tidak percaya , tidak perlu wajah yang begitu rupawan untuk disenangi atau disayangi. Tapi, bersikap baik dan tulus kepada sahabat atau orang-orang yang sering kita temui, bermodalkan itu saja pun sudah lebih dari cukup. Dari situ, bisa terlihat, bagaimana baik-buruknya,seseorang,,,dengan seringnya kita berinteraksi. Inilah yang kiranya, seringkali membuat seseorang menyukai dan menyayangi sahabatnya sendiri hingga muncul rasa ingin memiliki lebih dari itu. Inilah kiranya,,, dan sedikit banyak opini ini sudah terbukti.

Sekilas, hal yang perlu diluruskan adalah, tidak mungkin kita sama sekali tidak menyukai atau menyayangi teman/sahabat kita. Logikanya, jika kita tidak suka/sayang, tidak mungkin kita bisa berteman/bersahabat dengan seseorang itu. Jadi, hal yang wajar adalah jika kita sayang kepada teman dan sahabat kita hanya sebagai teman dan sahabat kita. Lalu, bagaimana jika timbul lebih dari itu ? Tiba2 ada perasaan ingin memiliki yang begitu besar, tidak hanya sekedar teman biasa ? Wajarkah itu ? Silahkan menjawab dengan pendapat masing-masing. Yang jelas, permasalahan sebenarnya adalah muncul disitu, apakah kita akan mengakui kepada sang sahabat bahwa perasaan ini sudah berkembang lebih dari sekedar sahabat ataukah memendam perasaan ini rapat-rapat ? Well, pilihan yang sulit.

Bagai makan buah simalakama, bila mengakui perasaan itu kepada sahabat ,,, mengutarakannya dengan jujur akan ada dua kemungkinan yang bisa terjadi : kerenggangan dalam batas waktu yang tidak dapat ditentukan atau jadian sebagai pacar. Bila tidak mengakui perasaan itu, seringkali memendam perasaan akan menimbulkan beban yang amat dahsyat,tak jarang membuat sering terpikirkan terus menerus, malah tambah bikin penasaran. Malah tambah tidak tenang. Malah kadang-kadang destruktif. Lalu apa yang sebaiknya dilakukan jika berada dalam posisi itu ?

Sebagaimana kata2 klise yang juga sudah sering beredar adalah bahwa hidup ini pilihan. Setiap pilihan ada konsekuensinya. Dan , jika sudah memilih terimalah konsekuensi itu dengan berlapang dada. Pick once, and live with the consequences.

Pertimbangan pribadi saya adalah seperti ini. Hidup ini cukup singkat, dan maukah anda (kenapa anda ? ya, karena saya sudah melakukannya dan melewati fase itu) melewatkan sisa hidup anda dengan tidak mengetahui hal yang sebenarnya paling ingin anda ketahui : apakah orang yang anda sayangi juga sayang kepada anda ? Sisihkan pilihan untuk tidak mengakui perasaan, hal itu terlalu memalukan untuk dilakukan. Sebagai insan dewasa, tidak sepatutnya kita bersembunyi di balik topeng kebohongan dan melewatkan setiap harinya bersama sang sahabat dengan muka menahan rasa. Well, i've been through that way and it sucks anyway. Dibandingkan anda tidak mengaku, lebih baik anda padamkan saja secepatnya perasaan itu.

Sekarang tersisa satu pilihan : mengakui perasaan. Ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama setelah peristiwa pengakuan itu maka sahabat anda akan sedikit shock, tidak menyangka dan sebenarnya tidak menginginkan hal itu terjadi, dia hanya ingin persahabatan yang tulus, sehingga akan membuat dia menjauhi anda selama kurun waktu yang tidak bisa ditentukan. Anda kecewa karena keberanian anda untuk menyatakan perasaan malah berbuntut hal seperti ini. Karena kemudian selanjutnya persahabatan anda sudah tidak sama lagi. Ada kejanggalan disana sini. Anda menyesal karena telah mengatakannya dan menyalahkan tulisan ini karena menyuruh anda untuk melakukan hal itu. Well, salah sendiri kenapa percaya.

Kemungkinan yang kedua, pengakuan anda adalah hal yang sebenarnya paling sang sahabat nantikan. Akhirnya kalian berdua memutuskan untuk jadian. Harapan menjadi kenyataan. Berterima kasihlah dengan tulisan ini yang mungkin menyulut keberanian anda yang sempat padam. Hidup berbahagialah dan jaga sahabat (yang sekarang udah jadi pacar itu ) dengan baik.

Hidup ini tidak selalu indah, dan kemungkinan pertama setelah pengakuan itu sebenarnya yang paling menjadi momok bagi sebagian orang. Seperti saya bilang, saya sudah melakukannya, dan benar saja kerenggangan itu terjadi selama 5 bulan. Tapi, toh dengan segenap keinginan persahabatan itu masih tetap terjalin hingga sekarang.

Banyak orang berpikir, kemungkinan kedua setelah pengakuan itu sulit terjadi, tidak jarang orang yang mengatakannya itu mustahil . Hei, kemustahilan itu sesungguhnya adalah kemungkinan dengan persentase yang amat kecil. Perjuangkan persentase yang kecil itu dengan segenap tenaga dan semoga Tuhan membantu anda.

Setelah bercerita panjang lebar melalui postingan kali ini, sampailah saya pada saran untuk teman-teman semua,yang mengalami saat-saat seperti memakan buah simalakama ini. Sampaikan perasaan itu kepada teman/sahabat anda, katakan itu terjadi secara alami, tadinya anda juga tidak bermaksud begitu. Lalu, jalanilah dengan tabah apa pun hasilnya. Selamat, jika ternyata kalian jadian. Selamat juga, jika tidak , anda telah mendobrak pintu keberanian anda dengan gagah berani.

Anda adalah seseorang yang sedang berdiri di depan pintu. Perasaan sayang anda adalah kado untuk sahabat anda. Keberanian anda adalah kunci dari pintu itu. Apa yang ada di balik pintu ? Kita semua tidak bisa menduganya. Tapi, bukan kah itu yang menjadikannya menarik ? Manusia memang diciptakan untuk memecahkan misteri yang ada, termasuk misteri perasaan manusia itu sendiri. Silahkan, gerakkan kunci anda, lalu putarlah gagang itu. Bukalah, pintu itu.

Semoga kebaikan menyertai kita semua.

Amin.

















Minggu, 04 Januari 2009

venus

Setelah ini,
sebenarnya
Kenangan apa yang masih tersisa ?
Kegembiraan ... kesedihan
Tentu saja bukan hanya itu
ada yang tak bisa diungkap dengan kata
Hanya dapat dilukiskan oleh diri kita saja

Setelah ini,
akan banyak kenangan yang tertinggal
Tapi ... ada satu hal
yang bisa kukatakan
Jika di tengah perjalanan yang lalu
seseorang menanyakannya
Aku tanpa ragu,
akan menjawab begini
Aku sangat menyukainya

Sabtu, 03 Januari 2009

metamorfosis


Metamorfosis adalah suatu proses biologis dimana hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas, melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel.

Saya sempat merasakan sesuatu yang aneh, ketika detik ini melihat beberapa hal disekitar saya. Kekagetan ini baru saya sadari 2-3 minggu belakangan. Adanya sebuah perspektif baru dimana ketika saya melihat sesuatu, cara pandang saya menjadi berbeda. Setelah berpikir sebentar, saya memutuskan untuk membuat asumsi fase pemikiran atau peran yang saya alami saat ini ataupun perkiraan yang mungkin akan saya lalui.


Fase Penikmat
Pada fase ini, saya berperan sebagai penikmat, misalnya produk teknologi. Mungkin fase ini saya alami sejak kecil hingga saat-saat sebelum masuk if. Dulu,ketika saya melihat sebuah game, baik itu flash app atau pun lainnya tidak pernah berpikir sedikitpun tentang apapun kecuali bermain dan bermain. Ketika masa sma, saya berkenalan dengan situs jejaring sosial seperti friendster, yang terpikir adalah menggunakan situs itu untuk keperluan have fun semata. Ketika melihat film, yang terpikir adalah menikmati setiap adegan tanpa berpikir keras apakah itu mungkin atau tidak mungkin, dari segi teknologinya.

Fase Pengamat
Pada fase ini, sudah ada perbedaan. Setiap melihat sesuatu, selalu dibarengi pemikiran yang menggelitik, estimasi kasar atau tebakan semata. Melihat game flash app lempar sepatu bush, yang terpikir adalah kemungkinan apabila game itu diporting menjadi silverlight. application Melihat situs jejaring sosial seperti facebook, malah berpikir betapa hebatnya kecepatan proses server-side dengan menggunakan teknologi ajax. Melihat film seperti ironman,terbayang aplikasi untuk visualisasi data mungkin baru bisa didekati pada sebatas yang dilakukan microsoft surface. Setiap melihat suatu produk teknologi, selalu saya melakukan asosiasi dengan apa yang pernah saya pelajari. Mungkin inilah yang dinamakan wawasan.

Fase Pembuat
Tentu ini merupakan fase yang paling tinggi dalam kehidupan berteknologi. Saya mungkin belum sampai pada tahap ini. Karena pada fase ini kita memerlukan pengetahuan yang cukup dan didukung oleh environtment yang benar, seperti dana, tenaga dan waktu. Entah kapan bisa sampai pada tahap ini.