Minggu, 25 Mei 2008

Stroke or Seizure ???


Waktu lagi bingung mau bikin tentang apa di postingan kali ini, gw terpaksa harus membaca ulang seluruh postingan jikalau ada janji untuk bercerita tentang sesuatu. Lalu, di postingan "Sabar+ usaha = sukses" gw sempat bercerita tentang masalah gw stroke pas jaman SMA dulu.

Kalau kasus ini diserahkan ke House (ada yang tahu siapa ?), mungkin pertama kali dia akan memulai diagnosa handalnya dengan menebak bahwa ada clot di saluran pembuluh darah gw. Jika sudah di confirm dengan MRI dan clot tidak ditemukan, maka dia akan mulai menganalis dengan mengajukan teori lain yang sesuai dengan gejala waktu itu : semua otot tubuh berkontraksi dan selama beberapa saat tidak bisa digeraakkan.

Ya,,,ya,,,kita bisa biarkan House berandai-andai dan berusaha menemukan dimana awal penyakit itu sebenarnya. Tapi, kejadian sesungguhnya sebenarnya tidak relevan dengan medis sama sekali. Tidak ada yang berhubungan dengan kelainan salah satu organ dalam. Semuanya murni masalah perasaan,dalam hal ini otak (sebenarnya perasaan itu terletak di otak, bukan di hati,,,setuju ???).

Sabar sudah menjadi prinsip hidup gw. Selama seseorang tidak mengotak-atik atau bermain kata-kata tentang keluarga, gw g bakal pernah marah. Tapi, akhirnya gw sadari, ada satu hal lg yg bikin gw lemah...teman. Ternyata,semakin seorang teman mengetahui tentang kita, semakin besar potensi kerusakan yang bisa ia timbulkan.

Cerita bermula dari kesukaan gw dan beberapa orang teman kepada lagu nasyid dan akhirnya memutuskan untuk membentuk kelompok nasyid. Modal nekat sih. Waktu itu kita berlima dan cuma satu yang bener2 bisa nyanyi. Yogi,yang kebetulan anak dari seorang penyanyi lah ujung tombaknya. Abi,untungnya punya suara yang jernih dan nafas yang panjang. Sisanya, gw abrar yudi modal semangat baja dan muka badak (peace,,,yud,bro).Tapi, dengan semangat membara, kita latian terus menerus dalam rangka ikutan lomba nasyid di sekolahan. Lomba ini mencakup daerah Riau dan memang tahunan di adakan sama sekolah gw.

Guess what ? Itu penampilan perdana kami dan diantara kami berlima tidak ada yang menyangka bahwa kami bisa dapat peringkat 3. Ckckck..
mendadak kesenangan terhadap nasyid semakin membumi. Dan latihan semakin ditingkatkan. Sampai datang berita buruk,pada akhir semester kelas satu, Abi,sang pemilik suara jernih harus pindah ke Jombang mengikuti ibunya. Tak pelak lagi kepergian Abi membuat moral tim terpukul. Hingga tengah semester kelas 2, tidak pernah ada satupun lomba yang berhasil kita menangkan. Sebelumnya, setelah melalui seleksi ketat,kita sudah merekrut satu orang baru,Dicko untuk bergabung mengisi kekosongan,tapi ternyata kehadirannya tidak membantu begitu banyak.

Sebagai orang yang didaulat sebagai komando tim,gw bingung dan berpendapat harus mencari seorang lagi untuk membuat suara acapella menjadi lebih 'hidup'. Akhirnya, kita menyeleksi puluhan orang yang berminat dan terpilihlah Gandi sebagai pemain ke enam. Suntikan darah segar ini memacu semangat tim untuk terus berlatih. Selang dua bulan,kami akhirnya berhasil menggondol peringkat harapan 1. Senangnya bukan main.

Tapi,sayang kesibukan bernasyid harus diimbangi gara-gara kita berenam pada akhirnya naik ke kelas tiga. Anehnya,justru disini puncak karir tim. Selama bulan puasa, beberapa kali diundang untuk tampil. Pada kejuaraan se-Riau yang diselenggarakan salah satu universitas,kita berhasil meraih peringkat 3. Padahal tingkat mahasiswa lo. Dan dipenghujung semester akhir,kita dapat peringkat 2 untuk festival nasyid se-Riau untuk pelajar.

Namun,ada kejadian yang bener2 tidak akan terlupakan. Di penghujung semester akhir,ada seleksi FNI = Festival Nasyid Indonesia yang diselenggarakan Indosiar. Tim gw yang memang komitmen bernasyid karena hobi bukan uang,sepakat tidak akan mengikuti seleksi. Di satu sisi, di sekolah gw ada satu tim nasyid lagi yang paling jago,karena selalu juara 1 di setiap fstival,dan berniat ikut festival itu. Mendengar ketidakikutan kami, mereka pun berniat meminjam vocalis utama,Yogi untuk seleksi,dan seterusnya apabila mereka lolos. Dan, kami pun merelakan karena memang tidak pernah mengebiri siapapun yang ingin maju.

Tapi, ini berlangsung terus dan tidak berhenti sampai disitu doang. Dan, puncak nya adalah ketika tim gw akan mengadakan latihan, namun Yogi izin karena alasan yang kurang jelas. Semua bisa menerima,,,dan latihan akhirnya jalan berlima. Namun apa mau dikata, sejam berselang,,,dengan mata kepala sendiri,kami melihat Yogi bepergian dengan tim yang satu lagi. Sontak saja, kepala panas dan kami naik pitam. Tanpa sadar, Yogi datang dua jam kemudian dan tidak mengetahui bahwa kami sudah mengetahui perihal kepergiaannya. Disitulah stroke menyerang!!!

Disaat semua orang mulai mengatai-ngatai dan Yogi keheranan dan pasang tampang bengong,,,gw menghampiri dia,,,dan dengan rasa yang sangat kecewa,,,rasa terkhianati,,,rasa dipermainkan,,oleh seorang teman,,,gw,,,memukul meja,,,(membuat semua orang diam) ,,, mengepalkan tinju (membuat semua orang berlari ke arah gw, ntah untuk membantu atau melerai),,,lalu maksud hati ingin mengarahkan sekepal tinju ini ke arah mukanya,,,yang terjadi adalah gw jatuh terduduk dan seketika itu semua otot gw kontraksi dan tidak bisa digerakkan. Paralysis,,,kelumpuhan sementara,,,selama 3 menit atau lebih gw g bisa menggerakkan apa-apa kecuali bagian kepala. STROKE home run !!!.

Sontak semua panik,dan mulai mengelilingi gw. Ada yang berkipas-kipas,ada yang memberi minum,ada yang mulai memijat-mijat kaki gw (sayang gak ada yg ngasi nafas buatan, lho ?). Akhirnya,,,setelah kelumpuhan itu menerjang,aneh sekali....semua emosi yang menumpuk berasa terbang,,,hilang,,,dan gw bisa tenang lagi seperti dulu. Pembicaraan baik-baik pun bisa dilakukan dan masalah selesai.

Gw sadar,,,selain yang berhubungan dengan orang tua,,,gw lemah dengan orang-orang yang ada di dekat gw. Rasa percaya gw kepada teman begitu besar sehingga apabila tercoreng sedikit,,,bs membawa emosi yang begitu meledak-ledak. Jujur saja meski itu pahit. Toh, obat saja pahit, tapi kita tetep mau makan. Daripada menjadi duri dalam daging,api dalam sekam. Biarkan aja jadi kebenaran yang diketahui semua orang. Itu lebih baik,untuk siapapun.

Hehe...sekarang tim ini sudah bubar,karena kita emang udah kuliah di tempat yang berbeda-beda. Yudi gw gandhi di bandung, dicko di padang, yogi di jakarta dam abrar jaga markas kita di pekanbaru. Menceritakan hal ini kembali seperti mengenang masa 3 tahun di SMA dulu. Gw tiba2 jd kangen bolos hari Jumat buat latian naysid,bolos ari Sabtu buat ikutan lombanya,,,latihan2 kecil di kelas selagi istirahat,latihan di taman kota,latihan di rumah yudi,,,desain baju tim,hunting kaset2 nasyid di toko musik...ckckck,,,untungnya 3 tahun gw sekolah bukan hanya untuk belajar.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar