Rabu, 08 Oktober 2008

mengenal Nasyid


Ketika gw sampe di Bandung, ada satu hal yang tidak gw temui,,,yaitu gairah nasyid di kota ini. Entah mengapa, ada yg berbeda disni. Di pekanbaru, setiap SMU biasanya selalu memiliki space sendiri untuk mengadakan lomba nasyid. Jadi, andaikata ada 12 SMU negeri, hampir sekitar 10-an festival nasyid yang bakal ada setiap tahunnya. Belum lagi pada event2 tertentu, misal nya bulan Ramadhan, ada lagi instansi yg bakal ngadain festival, semisal UNRI, Mall2 di pekanbaru dan sebgainya. Maraknya festival ini akhirnya membawa gairah yang luar biasa terhadap nasyid, meski kebanyakan masih berasal dari kalangan SMU dan mahasiswa.

Gw jadi pengen cerita sedikit tentang hal yg gw ketahui . Nasyid itu sendiri adalah seni suara dalam Islam. Kaum muslimin—utamanya para ahli seni Islam, ulama, penyair Islam, aktivis gerakan Islam—adalah pihak yang paling gigih dalam berupaya menghadirkan ruh Islam dalam pentas seni suara .

Kalo dilihat ke belakang, upaya kreatif untuk membawa ruh Islam pada dunia seni suara, sebenarnya telah berlangsung sejak masa Rasulullah . Syair "thola’al badru ‘alaina…"(telah muncul rembulan di tengah kami…) -- yang kini kerap dinyanyikan oleh tim qosidah dan majelis ta’lim, adalah syair yang dinyanyikan kaum muslimin saat menyambut kedatangan Rasulullah SAW untuk pertama kali ke Madinah.

Upaya kreatif tersebut terus berlangsung hingga kini. Perkembangan , warna, tema yang mengisi seni suara tersebut tak dapat dilepaskan dengan situasi dan kondisi zaman yang mengitarinya. Misalnya saja seni suara Islam yang lahir di Timur Tengah , yang banyak mengumandangkan pesan-pesan jihad Palestina, perlawanan terhadap Yahudi-Israel dan kesyahidan, karena itulah latar situasi politik yang tengah mereka hadapi di depan mata mereka. Seni suara tersebut terkenal dengan sebutan Nasyid Islam (Senandung Islam).

Nasyid pun mulai marak di Indonesia, kalo nggak salah mulai awal 1990-an. Penggeraknya pun adalah nasyid kampus. Yang paling awal dan gencar adalah grup Nasyid SNADA dan Justice Voide. SNADA dan JVo bisa membawa pesan2 islam itu dengan gaya yang sederhana dan menarik. Berbeda dengan munsyid (pendendang nasyid) di negeri tetangga, SNADA dan Jvo membawa nasyid dengan acapella. SNADA juga yg akhir nya membuat gw tertarik dengan seni ini. Meski udah beberapa album dia hasilkan, gw baru mulai ngeh ketika lagu neo shalawat terkenal karena dipake salah satu stasiun tivi ketika bulan ramadhan.

Setelah itu,mulai bermunculan grup-grup nasyid yg memang berkiblat ke mereka, yaitu acapella. Dan, sejak itu perkembangan nasyid sangat pesat. Pesan-pesannya pun menjadi lebih universal, tentang kedamaian, peduli sesama, tidak melulu ajaran tauhid dan aqidah. Kemudian pada awal 2000, gw menemukan grup nasyid GRADASI yg akhirnya gw sukai ampe sekarang. Acapella, santai, liriknya menggugah, inspiratif dan seru. Aransemennya pun beragam dan makin ke sini makin mengambil nuansa2 yg berbeda, seperti keroncong, dangdut, jazz dan sebagainya.

Dlu, pas adanya FNI(Festival Nasyid Indoensia), gw seneng banget. Karena dari situ, gw bisa liat perkembangan nasyid yang baik di Indonesia, selaen grup2 yang sudah ada dan eksis. Dri FNI ini, muncul dua grup yg paling populer, yaitu Alveoli dan Fatih. Nama terakhir adalah grup yg jg gw sukai setelah Gradasi. Tapi, sayang, FNI sekarang udah gak ad, dan belum ada stasiun tivi lagi yg berani menyuarakan segmen nasyid.

Sebenarnya, menurut gw , nasyid acapella adalah salah satu alat ampuh untuk dakwah. Karena aransemennya itu bisa dibuat semenarik mungkin. Yah,,,semoga nasyid bisa menjadi salah satu genre musik yang disenangi banyak orang, menyaingi pop mungkin.

Haha...i wish.


2 komentar:

  1. assalamu'alaikum....
    salam kenal.... afwan,, apa antum pny CP nya gradasi..??/

    syukron katsiron....

    wassalam

    BalasHapus
  2. assalamu'alaikum....

    ya akhi.. klau bsa upload koleksi lagu2 nasyidnya jga ya... agak sedikit susah ni mencarinya di website ... jarang ada yang mengupload lagu2 khusus nasyid, khususnya snada dan raihan ya...

    BalasHapus